Peringatan dari Bahaya Maksiat
Unknown
16.37
0
DPC PKS CIRACAS - Taukah kalian Maksiat Menghalangi Cahaya Ilmu?
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
•Allah ta’ala berfirman,
وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ
“Dan bertakwalah kepada Allah; dan Allah akan mengajarimu.”
[Al-Baqoroh: 282]
•Allah ta’ala juga berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ
لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah,
niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan (pembeda antara kebenaran dan
kebatilan) dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni
(dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” [Al-Anfal: 29]
•Al-Imam Al-Mufassir As-Sa’di rahimahullah berkata,
واستدل بقوله تعالى: {وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ}
أن تقوى الله، وسيلة إلى حصول العلم، وأوضح من هذا قوله تعالى: {يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا} أي: علما
تفرقون به بين الحقائق، والحق والباطل.
“Firman Allah ta’ala, “Dan bertakwalah kepada Allah; dan Allah
akan mengajarimu”, dapat dijadikan dalil bahwa takwa kepada Allah adalah sarana
untuk menggapai ilmu, namun yang lebih jelas sisi pendalilannya dari ayat ini
adalah firman Allah ta’ala, “Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa
kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan (pembeda antara
kebenaran dan kebatilan)”, maknanya adalah Allah akan memberikan ilmu yang
dengannya kalian dapat membedakan antara hakikat kebenaran dan kebatilan.”
[Tafsir As-Sa’di, hal. 105]
•Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,
{يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا} أي يجعل لكم ما تفرقون به بين الحق
والباطل، وبين الضار والنافع، وهذا يدخل فيه العلم بحيث يفتح الله على الإنسان من
العلوم ما لا يفتح لغيره، فإن التقوى يحصل بها زيادة الهدى، وزيادة العلم، وزيادة
الحفظ، ولهذا يذكر عن الشافعي رحمه الله أنه قال:
شكوت إلى وكيع سوء حفظي ... فأرشدني إلى ترك المعاصي
وقال اعلم بأن العلم نور ... ونور الله لا يؤتاه عاصي
ولا شك أن الإنسان كلما ازداد علمًا ازداد معرفة وفرقانًا بين الحق والباطل، والضار والنافع، وكذلك يدخل فيه ما يفتح الله على الإنسان من الفهم؛ لأن التقوى سبب لقوة الفهم، وقوة يحصل بها زيادة العلم
شكوت إلى وكيع سوء حفظي ... فأرشدني إلى ترك المعاصي
وقال اعلم بأن العلم نور ... ونور الله لا يؤتاه عاصي
ولا شك أن الإنسان كلما ازداد علمًا ازداد معرفة وفرقانًا بين الحق والباطل، والضار والنافع، وكذلك يدخل فيه ما يفتح الله على الإنسان من الفهم؛ لأن التقوى سبب لقوة الفهم، وقوة يحصل بها زيادة العلم
“Firman Allah ta’ala: “Niscaya Dia akan memberikan kepadamu
furqaan (pembeda antara kebenaran dan kebatilan)”, maknanya adalah sesuatu yang
dengannya kalian dapat membedakan antara kebenaran dan kebatilan, antara yang
berbahaya dan yang bermanfaat, dan ilmu termasuk yang dapat membedakan
tersebut, yaitu ketika Allah ta’ala membukakan ilmu-ilmu bagi orang yang
bertakwa yang tidak Allah bukakan untuk orang yang tidak bertakwa, karena
sesungguhnya dengan takwa seseorang akan meraih tambahan petunjuk, tambahan
ilmu dan tambahan hapalan, oleh karena itu disebutkan dari Al-Imam Asy-Syafi’i
rahimahullah, bahwa beliau berkata,
شكوت إلى وكيع سوء حفظي ... فأرشدني إلى ترك المعاصي
وقال اعلم بأن العلم نور ... ونور الله لا يؤتاه عاصي
وقال اعلم بأن العلم نور ... ونور الله لا يؤتاه عاصي
“Aku pernah mengadukan kepada guruku; Waki’ akan buruknya
hapalanku, maka beliau membimbingku untuk meninggalkan maksiat, dan beliau
mengabarkan kepadaku bahwa ilmu itu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan
diberikan kepada orang yang bermaksiat.”
Dan tidak diragukan lagi bahwa setiap kali bertambah ilmu
seseorang maka bertambah pula kemampuannya mengenal dan membedakan antara kebenaran
dan kebatilan. Demikian pula termasuk dalam makna furqaan (pembeda antara
kebenaran dan kebatilan) adalah pemahaman yang Allah bukakan untuk orang yang
bertakwa, karena takwa adalah sebab kuatnya pemahaman, dan kekuatan yang
dengannya akan menghasilkan tambahan ilmu.” [Kitabul ‘Ilm, hal. 44]
•Ketika Al-Imam Malik rahimahullah melihat kecerdasan muridnya;
Asy-Syafi’i muda yang luar biasa, maka Al-Imam Malik berkata kepada Al-Imam
Asy-Syafi’i rahimahumallah,
إِنِّي أَرَى اللَّهَ قَدْ أَلْقَى عَلَى قَلْبِكَ نُورًا، فَلَا
تُطْفِئْهُ بِظُلْمَةِ الْمَعْصِيَةِ.
“Sesungguhnya aku melihat (tanda) Allah subhanahu wa ta’ala
telah menganugerahkan cahaya (ilmu) di hatimu, maka janganlah engkau padamkan
cahaya tersebut dengan kegelapan maksiat.” [Al-Jawaabul Kaafi, hal. 52]
•Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
من الذنوب ما يكون سببا لخفاء العلم النافع أو بعضه بل يكون سببا
لنسيان ما عُلم
"Diantara dosa-dosa, ada yang dapat menjadi sebab yang
menghalangi ilmu yang bermanfaat atau sebagiannya, bahkan dapat menjadi sebab
terlupanya ilmu yang sudah diketahui." [Majmu' Al-Fatawa, 14/160]
•Al-'Allaamah Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,
فَإِنَّ الْعِلْمَ نُورٌ يَقْذِفُهُ اللَّهُ فِي الْقَلْبِ،
وَالْمَعْصِيَةُ تُطْفِئُ ذَلِكَ النُّورَ.
“Sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya yang Allah curahkan di hati
seorang hamba, dan maksiat mematikan cahaya tersebut.” [Al-Jawaabul Kaafi, hal.
52]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Pembahasan Sebelumnya:
✏Peringatan dari Bahaya Maksiat #1 (Maksiat itu Racun, Penawarnya
adalah Taubat)
Tidak ada komentar