Do'a Seorang Muslim Memiliki Kekuatan Dahsyat
Unknown
23.55
0
DPC PKS CIRACAS - Dengan berdoa, seorang Muslim akan mendapat pahala serta rahmat-Nya, sebagai ‘keuntungan’ dari meminta kepada Sang Khaliq. Semakin sering seorang Muslim berdoa kepada Allah SWT, semakin besar peluang pahala dan rahmat yang akan turun kepadanya. Namun, berbeda dampaknya jika seseorang meminta kepada makhluk. Semakin sering ia meminta kepada makhluk, kondisi tersebut akan membuatnya tidak nyaman dan tidak suka terhadap si peminta. Begitulah perbedaan dampak yang datang dalam meminta kepada Khaliq dan meminta kepada makhluk.
Allah SWT memerintah Kaum Muslimin untuk berdoa
memohon kepada-Nya. Ia berfirman: “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan
hina dina". (QS. Al-Mukmin: 60). Berdoa, selain sebagai bentuk
kebutuhan hamba, ia juga merupakan ketaatan kepada Allah SWT Yang
memerintahkannya untuk berdoa dan memohon kepada-Nya.
Hakekat
Doa
Ibadah adalah misi kehidupan manusia. Tugas dan peran
yang harus terus dijalankan olehnya adalah penghambaan dan ketundukan diri
kepada Allah SWT. “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (QS. Adzariyat: 56).
Tentu ibadah di sini mencakup ibadah mahdhah
(hubungan terhadap Allah SWT), maupun ibadah ghairu mahdhah (hubungan
dengan manusia dan lingkungan). Maka seluruh aktivitas Muslim sepatutnya bergerak
menuju satu titik: Allah SWT. Firman Allah SWT berbunyi: “Katakanlah:
Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam”. (QS. Al-An’am: 162).
Ibadah dalam makna tersebut akan lahir dalam jiwa
seorang Muslim jika ia meyakini bahwa ia adalah milik-Nya, karena itu ia
bukanlah apa-apa di hadapan-Nya. Di hadapan-Nya ia adalah makhluk yang tidak
berdaya. Dan selamanya ia butuh kepada-Nya.
Dalam mengarungi kehidupan dan menjalankan tugas
sebagai hamba Allah SWT, tentu ada beragam rintangan yang menyulitkan atau
godaan yang melenakan. Rintangan dan godaan yang sering menghampiri manusia
yang lemah ini tidak hanya datang dari luar dirinya, tetapi bahkan dari dalam.
Maka, dalam menghadapi rintangan dan godaan tersebut, seorang Muslim akan butuh
kepada taufiq dan inayah Allah SWT. Sesekali ia merasa tidak berdaya di hadapan
rintangan atau godaan yang melandanya, maka ia akan sangat butuh kepada Allah
SWT. Maka ia akan datang bersimpuh di haribaan-Nya, dengan dorongan rasa butuh
yang sangat kepada pertolongan-Nya. Berharap kuat akan rahmat-Nya, dan merasa
takut yang dalam jika tertolak dari rahmat-Nya dan terdampar ke dalam
siksa-Nya.
Kebutuhan akan taufiq dan pertolongan Allah SWT dalam
mengarungi tugas sebagai seorang hamba, mendorong Muslim untuk berdoa
kepada-Nya. Maka, doa tidak bisa dikesampingkan dalam proses menjalankan tugas
penghambaan kepada Allah SWT. Doa bisa menentukan keberhasilan tugas ibadah
tersebut. Rasulullah saw bersabda dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Annu’man
bin Bisyr ra: “Doa adalah ibadah”. (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
Doa bukanlah bentuk ketidakberdayyan seseorang. Justru
doa bisa memberikan kekuatan. Sabda Rasul saw berbunyi: “Doa itu senjata
mukmin, tiang agama dan cahaya langit dan bumi”. (HR. Al-Hakim dari Ali bin
Abi Thalib).
Dengan senjata doa, seorang Muslim membangun perisai
diri dari segenap musibah. Ibnul Qayyim berkata: “Jika perisai doamu lebih
kuat dari musibah, ia akan menolaknya. Tetapi jika musibah lebih kuat dari
perisai doamu, maka ia akan menimpamu, namun doa itu sedikitnya tetap akan
mengurangi efek musibah tersebut. Adapun jika perisai doamu seimbang dengan
kekuatan musibah, maka keduanya akan bertarung”. Sebagaimana jauh
sebelumnya, Rasulullah saw sampaikan: “Tidak ada gunanya waspada menghadapi
takdir, namun doa bermanfaat dalam menghadapi takdir, sebelum dan sesudah ia
turun. Dan sesungguhnya, ketika musibah itu ditakdirkan turun (dari langit),
maka ia segera disambut oleh doa (dari bumi), lalu keduanya bertarung sampai
hari kiamat”. (HR. Ahmad, Al-Hakim, Al-Bazar dan Ath-Thabrani). Maka,
seperti perkataan Ibnul Qayyim, doa memiliki kekuatan yang membuatnya menjadi “musuh
musibah”.
Ketika seseorang dalam kondisi terhimpit dan terlilit
problematika kehidupan, apa yang dapat membuatnya bertahan adalah harapan dalam
jiwanya. Dan sebaliknya, yang akan membuatnya kalah atau mematikan daya dan
energy hidupnya adalah hilangnya harapan. Ketika ia berdoa kepada Allah SWT,
maka sesungguhnya ia sedang memohon kepada sumber segala kekuatan. Dan diantara
efek dari kegiatan tersebut adalah timbulnya kekuatan harapan. Harapan bisa
membangkitkan kekuatan dalam diri seseorang, yang pada selanjutnya mendorong
raga dan fisik untuk berbuat dan bergerak.
Itulah rahasia dari bersandar kepada Allah SWT.
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang ingin menjadi manusia terkuat,
hendaklah ia bertawakkal kepada Allah SWT”. (HR. Ibnu Abi Hatim).
Doa yang membangun jiwa seperti itu, akan berpengaruh
terhadap kesehatan mental seseorang. Karena dengan keyakinan seseorang dalam
berdoa, tidak ada probematika kehidupan yang mampu melebihi kemampuan jiwa
dalam mewadahinya. Begitulah doa menjadi kekuatan sekaligus kesehatan bagi
seorang Muslim. Kesehatan karena timbul dari rasa ketenangan dan ketentraman sebagai
diantara efek kegiatan berdoa jika dilakukan dengan penuh penghayatan dan
keyakinan kepada Allah SWT. “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram”.(QS. Ar-Ra’d: 28).
Agar Doa Diijabah
Ada beberapa faktor yang
menjadikan doa kita dikabul oleh Allah SWT. Faktor-faktor tersebut terkait
dengan waktu, tempat, kondisi dan momentum:
1. Malam
lailatul qadar
2. Sepertiga atau seperdua akhir malam
3. Setiap
kali usai melakukan shalat fardhu
4. Waktu
antara adzan dan iqamah
5. Ketika
adzan berkumandang
6. Ketika
turun hujan
7. Waktu
ashar menjelang magrib di hari Jum’at
8. Ketika
minum air zamzam
9. Ketika
sujud dalam shalat
10. Doa
orang yang berperang di jalan Allah SWT
11. Doa
orang yang menunaikan haji
12. Doa
orang yang menunaikan umroh
13. Doa
orang sakit
14. Doa
setelah mengucapkan pujian kepada Allah SWT dan shalawat bagi Rasulullah saw
pada tasyahud akhir
15. Doa
seorang Muslim untuk saudaranya dalam keadaan saudara yang didoakan tidak mengetahuinya
16. Doa
hari Arafah di padang Arafah
17. Doa
pada bulan Ramadhan
18. Doa
ketika berkumpul di majlis dzikir
19. Doa
ketika dilanda musibah
20. Doa
orang yang dianiaya terhadap orang yang menganiayanya
21. Doa
orangtua untuk anaknya
22. Doa
musafir
23. Doa
orang yang berpuasa
24. Doa
orang yang berpuasa ketika berbuka
25. Doa
anak saleh untuk orangtuanya
26. Doa
setelah berwudhu dengan doa yang ma’tsur yaitu: “Asyhadu an laa
ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa
rasuuluh” (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Esa, tidak
ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan-Nya).
27. Doa
setelah melempar jumrah shugra
28. Doa
setelah melempar jumrah wustha
29. Doa
di dalam ka’bah, dan siapa yang berdoa di Hijir Ismail berarti ia berdoa di
dalam Ka’bah
30. Doa
ketika thawaf
31. Doa
di atas bukit shafa
32. Doa
di atas bukit marwa
33. Doa
pada malam ganjil di sepuluh akhir bulan Ramadhan
34. Doa
di sepuluh pertama bulan Dzulhijjah
Di
samping itu, ada beberapa faktor yang menjadi hijab, menghalangi doa. Boleh
jadi seseorang telah memenuhi faktor-faktor diijabahnya doa, tetapi ia tidak
melihat tanda-tanda doanya terkabul.
Salah
satu hijab yang menghalangi terkabulnya doa adalah dosa. Sebagaimana yang
pernah diceritakan Rasulullah saw dalam sabdanya: “Tentang seseorang
laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, wajahnya berdebu, ia
menengadahkan kedua tangannya ke langit, sembari berdoa ‘Ya Tuhan, ya Tuhan…’
tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makan
yang haram, bagaimana mungkin doanya akan terkabul?” . (HR. Muslim dari Abu
Hurairah).
Doa
bisa tertolak lantaran dosa. Begitu pula berdoa untuk sebuah perbuatan dosa
juga akan menyebabkan doa tersebut tertolak. Faktor lain yang bisa menghalangi
diijabahnya doa adalah ketergesa-gesaan. Terlalu tergesa-gesa mengharap
jawaban, misalnya dengan mengatakan aku telah berdoa tetapi tidak kunjung
dikabulkan. Jadi aku berhenti saja berdoa.
Penulis : Ustadz Ahmad Yani, Lc.MA.
Tidak ada komentar